Toleransi
berasal dari bahasa Latin “Tolerare” yang bearti dengan sabar membiarkan
sesuatu. Menurut Sebastiano Mosso toleransi pada hakikatnya berpangkal dari
kesadaran diri manusi akan bisikan nurani yang benar, lurus, dan sehat.
Toleransi menuntut keihklasan dan keberanian moral manusia untuk mengakui serta
menerima perbedaan dalam kehidupan sehari-hari tanpa menggunakan kekerasan. Perbedaan
pada dasarnya memiliki keunikan dan keistimewaan sebagai kekayaan dalam hidup
manusia. Kelebihan dan kekurangan dari pihak lain hendaknya di akui dan
diterima secara jujur. Makna dasar toleran akan terwujud mana kala manusia mau
menghormati dan menghargai setiap perbedaan dan keunikannya. Indonesia
merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan, suku, adat dan agama.
Perbedaan kebudayaan, suku, bahasa dan agama ini menuntut rakyat Indonesia
untuk saling toleransi dan menghormati satu sama lain. Akan tetapi kenyataannya
banyak sekali masalah yang ditimbulkan dari kurangnya toleransi manusia
Indonesia. Masalah-masalah tersebut berada di lingkup perbedaan yang seharusnya
disyukuri sebagai karunia Tuhan.
Indonesia
dari Sabang sampai Merauke memiliki berbagai jenis kebudayaan. Menurut E.B
Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan komplek, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat. Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan budaya.
Kekayaan budaya ini menjadi daya tarik tersendiri dan potensi yang besar untuk
pariwisata serta bahan kaji banyak ilmuan untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan. Di satu sisi bangsa Indonesia mempunyai permasalahan berkaitan dengan
keberagaman budaya yakni adanya konflik yang berlatar belakang budaya. Banyak
pakar menilai akar masalah konflik ialah kemajemukan masyarakat dan adanya
dominasi budaya masyarakat yang memiliki potensi tinggi dalam kehidupan serta
adanya ikatan primordialisme baik secara vertikal maupun horizontal. Perbedaan
horizontal diterima sebagai warisan dan perbedaan vertikal adalah seperti
perbedaan sumber daya, alat-alat produksi dan akses ekonomi lainnya. Permasalahan
seperti ini seharusnya tidak terjadi apabila masyarakat Indonesia menjunjung
nilai toleransi. Toleransi antar budaya sangat dibutuhkan karena tentunya
setiap budaya memiliki aturan yang berbeda dan tidak dapat digeneralisasikan.
Masyarakat hendaknya lebih dewasa dalam menyikapi setiap perbedaan, saling
menghargai dan menghormati antar kebudayaan tanpa saling mengganggu merupakan
langkah awal untuk menghindari konflik kebudayaan.
Selain
kebudayaan, Indonesia juga memiliki keberagaman suku. Indonesia memilki lebih
dari 1120 suku bangsa menurut BPS (Badan Pusat Statistik). Setiap suku bangsa
Indonesia memiliki norma-norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar
taat dan melakukan segala yang tertera di dalamnya. Setiap suku di Indonesia
memiliki norma yang berbeda-beda. Setiap suku memiliki cara pandang terhadap
sesuatu dan tingkah laku yang berbeda. Ketika terjadi pertentangan antar
individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku yang berbeda, maka akan
terjadi pengelompokan menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya
(primodialisme). Hal ini menyebabkan pertentangan dan ketidakseimbangan dalam
suatu negara (disintegrasi). Untuk menghindari disintegrasi diperlukan adanya
konsolidasi antar masyarakat yang mengalami perbedaan, akan tetapi tidak semua
bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. untuk menuju integritas nasional yaitu
keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarkat yang
berbeda asal-usul kedaerahan. Pada dasarnya tidak ada suku tertentu di
Indonesia yang dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya, bahkan tidak pernah
terungkap dalam doktrin ajaran mana pun di Indoensia yang secara absolute
menanamkan permusuhan etnik.
Keberagaman
suku juga ditandai dengan keberagaman bahasa. Masing-masing suku memiliki
bahasa daerah sehingga Indonesia juga kaya akan keberagaman bahasa. Indonesia
menjadi negara yang mempunyai bahasa daerah terbanyak didunia yaitu kurang
lebih 750 bahasa daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa daerah yang
khas bahkan terkadang sulit untuk memahami setiap bahasa yang ada. Keberagaman
bahasa inilah terkadang membuat terjadi olok-olokan bahasa. Mungkin bagi orang
melayu bahasa jawa terdengar lucu atau sebaliknya sehingga tak jarang terjadi
semacam buly ketika orang jawa berada di tengah orang melayu atau sebaliknya.
Selain itu ketika mendengar orang lain yang berbeda bahasa seseorang atau
sekelompok orang spontanitas mentertawakan dengan alasan bahasa yang digunakan
lucu padahal dengan mentertawakan hal ini membuat orang lain merasa tersinggung
dan tak jarang berujung konflik. Kejadian ini hendaknya tidak terjadi karena
Indonesia memiliki banyak bahasa sehingga saling menghormati dan menghargai
bahasa orang lain yang berbeda adalah wajib untuk menghindari konflik yang ada.
Toleransi antar manusia sangat diutamakan terlebih lagi ketika berada pada
lingkungan yang heterogen, seseorang tidak dapat memaksakan orang lain untuk
mengerti bahasanya begitu pula sebaliknya untuk itu mengapa Indonesia
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan agar ketika antar suku
berkomunikasi tidak terjadi kesalah pahaman.
Hal
lain yang juga beragam di Indoesia adalah agama. Agama merupakan hal yang di
anggap sensitif oleh sebagian masyarakat. Beberapa waktu berdasarkan laporan
dari The Wahid Institute pada tahun 2011 telah terjadi peningkatan pelanggaran
terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Pelanggaran yang paling tinggi
adalah pelanggaran dan pembatasan aktivitas keagamaa dan beridah kelompok
tertentu. Selama tahun 2011 telah terjadi 92 kasus pelanggaran kebebasan
beragama dan berkeyakinan. Jumlah ini meningkat 18% dari tahun sebelumnya
sebanyak 62 kasus. Pelanggaran dan pembatasan aktivitas keagamaan dan beribadah
sebanyak 49 kasus. Tindakan destruktif-anarkistis atas nama agama atau apa pun
mengindikasikan betapa manusia Indonesia masih mengalami kekosongan nilai-nilai
toleransi. Sikap menghormati dan menghargai perbedaan mulai tidak diperhatikan
lagi intoleransi mengancam Indonesia. Padahal dalam kehidupan termasuk di
Indonesia tidak akan pernah menemui yang namanya seragam. Perbedaan agama
merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dan harusnya disyukuri dan dijadikan
ladang untuk menambah wawasan dan bahkan keyakinan terhadap agama yang kita
anut sendiri.
Masih
banyak tindakan kekerasan atas nama apa pun di Indonesia menunjukan bagian
gelapnya manusia Indoensia. Ini juga merupakan realitas manusia Indonesia
yang seakan tidak pernah menemukan ruang
aktualisasi bagi kemanusiaan. Pada level ini diperlukan semangat toleransi demi
pembenahan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya revitalisasi pendidikan toleransi
dibutuhkan agar mampu mewujudkan Indonesia yang baru, manusia yang mampu
menjunjung tinggi dan menghormati manusia dan kemanusiaan. Konsep toleransi
bisa dimaknai sebagai sikap menghormati dan menyayangi manusia seutuhnya di
tengah perbedaan budaya, suku, bahasa, dan agama. Berbagai kasus kekerasan yang
yang menggerogoti nilai-nilai kemanusiaan yang terjadi belakangan ini
mengidentifikasikan bahwa pendidikan toleransi belum berperan dalam prose
pembangunan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan yang mengedepankan sikap
toleran terhadap segala bentuk perbedaan mutlak diperlukan karena upaya
harmonisasi menuju manusia Indonesia yang baik tidak mungkin bisa terlaksana
tanpa penguatan pendidikan sejak dini. Seluruh bangsa Indonesia harus tetap
menjaga karunia Tuhan berupa tanah air yang indah dengan aneka ragam kekayaan
yang berlimpah, serta aneka ragam budaya, suku, bahasa, dan agama.
Sumber:
Pamungkas, Sigit.
(2013). Toleransi dalam perbedaan
Kurniawan, Syamsul.
(2010). Toleransi jangan sebatas
kata-kata
Ubaidillah, Ahmad.
(2012). Revitasi pendidikan toleransi
Kawarasan, Bagas.
(2011). Fakta-fakta keragaman bahasa di
Indonesia
Adityawan, Ary. (2012).
Makalah tentang pengaruh keragaman suku
bangsa terhadap integritas bangsa Indonesia
Rika
Pratiwi
2011110006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar