Minggu, 06 April 2014

Ada Apa dengan Toleransi di Indoensia?



Toleransi berasal dari bahasa Latin “Tolerare” yang bearti dengan sabar membiarkan sesuatu. Menurut Sebastiano Mosso toleransi pada hakikatnya berpangkal dari kesadaran diri manusi akan bisikan nurani yang benar, lurus, dan sehat. Toleransi menuntut keihklasan dan keberanian moral manusia untuk mengakui serta menerima perbedaan dalam kehidupan sehari-hari tanpa menggunakan kekerasan. Perbedaan pada dasarnya memiliki keunikan dan keistimewaan sebagai kekayaan dalam hidup manusia. Kelebihan dan kekurangan dari pihak lain hendaknya di akui dan diterima secara jujur. Makna dasar toleran akan terwujud mana kala manusia mau menghormati dan menghargai setiap perbedaan dan keunikannya. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan, suku, adat dan agama. Perbedaan kebudayaan, suku, bahasa dan agama ini menuntut rakyat Indonesia untuk saling toleransi dan menghormati satu sama lain. Akan tetapi kenyataannya banyak sekali masalah yang ditimbulkan dari kurangnya toleransi manusia Indonesia. Masalah-masalah tersebut berada di lingkup perbedaan yang seharusnya disyukuri sebagai karunia Tuhan.

Indonesia dari Sabang sampai Merauke memiliki berbagai jenis kebudayaan. Menurut E.B Taylor kebudayaan merupakan keseluruhan komplek, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan budaya. Kekayaan budaya ini menjadi daya tarik tersendiri dan potensi yang besar untuk pariwisata serta bahan kaji banyak ilmuan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan. Di satu sisi bangsa Indonesia mempunyai permasalahan berkaitan dengan keberagaman budaya yakni adanya konflik yang berlatar belakang budaya. Banyak pakar menilai akar masalah konflik ialah kemajemukan masyarakat dan adanya dominasi budaya masyarakat yang memiliki potensi tinggi dalam kehidupan serta adanya ikatan primordialisme baik secara vertikal maupun horizontal. Perbedaan horizontal diterima sebagai warisan dan perbedaan vertikal adalah seperti perbedaan sumber daya, alat-alat produksi dan akses ekonomi lainnya. Permasalahan seperti ini seharusnya tidak terjadi apabila masyarakat Indonesia menjunjung nilai toleransi. Toleransi antar budaya sangat dibutuhkan karena tentunya setiap budaya memiliki aturan yang berbeda dan tidak dapat digeneralisasikan. Masyarakat hendaknya lebih dewasa dalam menyikapi setiap perbedaan, saling menghargai dan menghormati antar kebudayaan tanpa saling mengganggu merupakan langkah awal untuk menghindari konflik kebudayaan.
Selain kebudayaan, Indonesia juga memiliki keberagaman suku. Indonesia memilki lebih dari 1120 suku bangsa menurut BPS (Badan Pusat Statistik). Setiap suku bangsa Indonesia memiliki norma-norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar taat dan melakukan segala yang tertera di dalamnya. Setiap suku di Indonesia memiliki norma yang berbeda-beda. Setiap suku memiliki cara pandang terhadap sesuatu dan tingkah laku yang berbeda. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku yang berbeda, maka akan terjadi pengelompokan menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya (primodialisme). Hal ini menyebabkan pertentangan dan ketidakseimbangan dalam suatu negara (disintegrasi). Untuk menghindari disintegrasi diperlukan adanya konsolidasi antar masyarakat yang mengalami perbedaan, akan tetapi tidak semua bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarkat yang berbeda asal-usul kedaerahan. Pada dasarnya tidak ada suku tertentu di Indonesia yang dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya, bahkan tidak pernah terungkap dalam doktrin ajaran mana pun di Indoensia yang secara absolute menanamkan permusuhan etnik.
Keberagaman suku juga ditandai dengan keberagaman bahasa. Masing-masing suku memiliki bahasa daerah sehingga Indonesia juga kaya akan keberagaman bahasa. Indonesia menjadi negara yang mempunyai bahasa daerah terbanyak didunia yaitu kurang lebih 750 bahasa daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa daerah yang khas bahkan terkadang sulit untuk memahami setiap bahasa yang ada. Keberagaman bahasa inilah terkadang membuat terjadi olok-olokan bahasa. Mungkin bagi orang melayu bahasa jawa terdengar lucu atau sebaliknya sehingga tak jarang terjadi semacam buly ketika orang jawa berada di tengah orang melayu atau sebaliknya. Selain itu ketika mendengar orang lain yang berbeda bahasa seseorang atau sekelompok orang spontanitas mentertawakan dengan alasan bahasa yang digunakan lucu padahal dengan mentertawakan hal ini membuat orang lain merasa tersinggung dan tak jarang berujung konflik. Kejadian ini hendaknya tidak terjadi karena Indonesia memiliki banyak bahasa sehingga saling menghormati dan menghargai bahasa orang lain yang berbeda adalah wajib untuk menghindari konflik yang ada. Toleransi antar manusia sangat diutamakan terlebih lagi ketika berada pada lingkungan yang heterogen, seseorang tidak dapat memaksakan orang lain untuk mengerti bahasanya begitu pula sebaliknya untuk itu mengapa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan agar ketika antar suku berkomunikasi tidak terjadi kesalah pahaman.
Hal lain yang juga beragam di Indoesia adalah agama. Agama merupakan hal yang di anggap sensitif oleh sebagian masyarakat. Beberapa waktu berdasarkan laporan dari The Wahid Institute pada tahun 2011 telah terjadi peningkatan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Pelanggaran yang paling tinggi adalah pelanggaran dan pembatasan aktivitas keagamaa dan beridah kelompok tertentu. Selama tahun 2011 telah terjadi 92 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jumlah ini meningkat 18% dari tahun sebelumnya sebanyak 62 kasus. Pelanggaran dan pembatasan aktivitas keagamaan dan beribadah sebanyak 49 kasus. Tindakan destruktif-anarkistis atas nama agama atau apa pun mengindikasikan betapa manusia Indonesia masih mengalami kekosongan nilai-nilai toleransi. Sikap menghormati dan menghargai perbedaan mulai tidak diperhatikan lagi intoleransi mengancam Indonesia. Padahal dalam kehidupan termasuk di Indonesia tidak akan pernah menemui yang namanya seragam. Perbedaan agama merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dan harusnya disyukuri dan dijadikan ladang untuk menambah wawasan dan bahkan keyakinan terhadap agama yang kita anut sendiri.
Masih banyak tindakan kekerasan atas nama apa pun di Indonesia menunjukan bagian gelapnya manusia Indoensia. Ini juga merupakan realitas manusia Indonesia yang  seakan tidak pernah menemukan ruang aktualisasi bagi kemanusiaan. Pada level ini diperlukan semangat toleransi demi pembenahan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya revitalisasi pendidikan toleransi dibutuhkan agar mampu mewujudkan Indonesia yang baru, manusia yang mampu menjunjung tinggi dan menghormati manusia dan kemanusiaan. Konsep toleransi bisa dimaknai sebagai sikap menghormati dan menyayangi manusia seutuhnya di tengah perbedaan budaya, suku, bahasa, dan agama. Berbagai kasus kekerasan yang yang menggerogoti nilai-nilai kemanusiaan yang terjadi belakangan ini mengidentifikasikan bahwa pendidikan toleransi belum berperan dalam prose pembangunan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan yang mengedepankan sikap toleran terhadap segala bentuk perbedaan mutlak diperlukan karena upaya harmonisasi menuju manusia Indonesia yang baik tidak mungkin bisa terlaksana tanpa penguatan pendidikan sejak dini. Seluruh bangsa Indonesia harus tetap menjaga karunia Tuhan berupa tanah air yang indah dengan aneka ragam kekayaan yang berlimpah, serta aneka ragam budaya, suku, bahasa, dan agama.

Sumber:
Pamungkas, Sigit. (2013). Toleransi dalam perbedaan
Kurniawan, Syamsul. (2010). Toleransi jangan sebatas kata-kata
Ubaidillah, Ahmad. (2012). Revitasi pendidikan toleransi
Kawarasan, Bagas. (2011). Fakta-fakta keragaman bahasa di Indonesia
Adityawan, Ary. (2012). Makalah tentang pengaruh keragaman suku bangsa terhadap integritas bangsa Indonesia

Rika Pratiwi

2011110006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar