Rabu, 27 Maret 2024

Refleksi dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Salam Guru Penggerak !! Guru-guru hebat dan bahagia pada tulisan blog saya kali ini, saya akan berbagi hasil refleksi saya di awal ketika mengikuti pendidikan guru penggerak. Saya adalah calon guru penggerak angkatan 10. Sebagai seorang guru, saya lumayan cukup lama berada di dunia pendidikan, dan meskipun telah menghadapi berbagai tantangan dan memperoleh pengalaman yang berharga, saya baru-baru ini mulai menyadari bahwa pengetahuan saya tentang sejarah dan pemikiran pendidikan Indonesia mungkin belum lengkap. Dalam perjalanan saya untuk meningkatkan kualitas pengajaran saya, saya menyadari bahwa pemahaman yang lebih mendalam tentang tokoh-tokoh pendidikan Indonesia, seperti Ki Hajar Dewantara, dapat memberikan wawasan yang berharga dan inspirasi untuk praktik pembelajaran saya. 

Saat saya mulai menjelajahi pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya menjadi terkesan dengan konsep "pendidikan yang berhamba pada anak". Meskipun saya belum memahami sepenuhnya detail tentang pemikiran ini, saya mulai melihat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Saya menyadari bahwa sebagai guru, fokus utama saya seharusnya adalah pada kebutuhan dan perkembangan setiap siswa, dan bahwa setiap tindakan pembelajaran harus didasarkan pada kepentingan dan kebutuhan mereka.

Refleksi ini membawa saya untuk mengevaluasi praktik pengajaran saya sendiri. Saya mulai bertanya pada diri sendiri apakah saya telah cukup memperhatikan keberagaman siswa dalam kelas saya, apakah saya telah memberikan ruang yang cukup bagi siswa untuk berekspresi dan berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Saya juga merenungkan apakah saya telah memperhatikan aspek karakter dan nilai-nilai dalam pembelajaran saya, serta apakah saya telah memberdayakan siswa untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Melalui refleksi ini, saya menyadari bahwa ada banyak ruang untuk pertumbuhan dan perbaikan dalam praktik pengajaran saya. Saya merasa tertantang dan termotivasi untuk belajar lebih banyak tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dan menerapkannya dalam praktik pembelajaran saya. Saya percaya bahwa dengan terus mengembangkan pengetahuan dan wawasan saya tentang pendidikan, saya dapat menjadi guru yang lebih efektif dan berpengaruh bagi perkembangan siswa-siswa saya.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang "pendidikan yang berhamba pada anak" menginspirasi saya untuk menjadikan siswa sebagai pusat dari segala upaya pembelajaran. Saya percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi yang unik dan harus diperlakukan secara individual sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuannya. Oleh karena itu, dalam setiap kelas yang saya ajarkan, saya berusaha untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memperhatikan keberagaman siswa dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Salah satu aspek penting dari pemikiran KHD adalah pemberian kebebasan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Saya sadar bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda, dan sebagai pendidik, saya harus memfasilitasi berbagai gaya belajar tersebut. Saya berusaha untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan mengemukakan ide-ide mereka sendiri dalam pembelajaran. Dengan memberikan ruang untuk inisiatif dan kreativitas siswa, saya berharap dapat membantu mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan berpikir kritis.



Selain itu, pemikiran KHD juga menekankan pentingnya mendidik secara holistik, yaitu tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga memperhatikan aspek emosional, sosial, dan karakter siswa. Saya berusaha untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap pembelajaran, seperti kejujuran, kerja sama, dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu, saya juga memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas dan pembelajaran kolaboratif.

Pemikiran KHD juga mengingatkan saya tentang pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk memberdayakan anak-anak dalam masyarakat. Saya berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang relevan dan bermakna bagi siswa, yang tidak hanya membantu mereka mencapai keberhasilan akademis, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang "pendidikan yang berhamba pada anak" memberikan landasan yang kuat bagi praktik pembelajaran saya. Saya berusaha untuk terus merefleksikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam pemikiran tersebut dalam setiap interaksi dengan siswa, dengan harapan dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berkualitas dan berdaya saing dalam era global yang terus berubah.

Sebagai seorang guru, saya selalu berusaha untuk memahami kebutuhan dan keunikan setiap murid di kelas saya. Melalui pengalaman mengajar, saya menyadari bahwa setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, serta latar belakang dan kebutuhan yang beragam. Oleh karena itu, penting bagi saya untuk terus merefleksikan praktik pengajaran saya agar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung bagi semua murid.

Pertama-tama, saya selalu merenungkan bagaimana saya dapat membuat materi pelajaran menjadi relevan dan menarik bagi murid. Saya menyadari bahwa ketika siswa merasa terhubung dengan materi pelajaran, mereka lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi mereka secara maksimal. Oleh karena itu, saya terus berupaya untuk menghadirkan materi pelajaran dalam konteks yang dapat dipahami dan relevan dengan kehidupan sehari-hari murid.

Selain itu, saya juga selalu memperhatikan respons dan partisipasi murid dalam kelas. Saya menyadari bahwa setiap murid memiliki tingkat pemahaman yang berbeda terhadap materi pelajaran, dan beberapa mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih individual. Oleh karena itu, saya berusaha untuk memberikan waktu dan perhatian ekstra kepada murid yang memerlukan bantuan tambahan, baik melalui diskusi individu, pertemuan di luar jam pelajaran, atau dukungan tambahan di dalam kelas.

Saya juga secara teratur merefleksikan efektivitas strategi pengajaran yang saya gunakan. Saya sadar bahwa setiap metode pengajaran mungkin tidak cocok untuk semua murid, dan penting bagi saya untuk terbuka terhadap eksperimen dengan berbagai teknik dan pendekatan pembelajaran. Dengan terus melakukan evaluasi diri, saya dapat mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan, serta menyesuaikan praktik pengajaran saya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan murid.

Selain memperhatikan aspek akademis, saya juga selalu mempertimbangkan kesejahteraan emosional dan sosial murid. Saya percaya bahwa lingkungan kelas yang aman dan mendukung merupakan prasyarat bagi pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, saya terus berupaya untuk menciptakan iklim kelas yang mempromosikan kerja sama, penghargaan, dan kesempatan untuk berkembang secara pribadi.

Secara keseluruhan, refleksi terus-menerus tentang murid dan proses pembelajaran adalah kunci untuk menjadi guru yang efektif dan berdaya guna. Dengan tetap terbuka terhadap umpan balik, belajar dari pengalaman, dan berkomitmen untuk terus meningkatkan praktik pengajaran, saya yakin bahwa saya dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan setiap murid di kelas saya.



Kamis, 01 September 2016

KONTRAS PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

KONTRAS PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
Rika Pratiwi

Abstrak: Pengajaran diartikan sebagai proses terjadinya dua aktivitas yang berbeda antara pihak guru dan pihak siswa. Aktifitas guru adalah mengajar yang berperan dan mengupayakan jalinan komunikasi atau interaksi yang harmonis antara kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Perbedaan yang signifikan antara pengajaran dan pembelajaran, yaitu di dalam pengajaran kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa  sedangkan di dalam pembelajaran kegiatan yang dilakukan guru adalah membantu siswa mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman.

Kata kunci: pengajaran, pembelajaran, perbedaan pengajaran dan pembelajaran



Pendahuluan
Pengajaran dan Pembelajaran adalah kata yang sering didengar dalam dunia pendidikan dalam proses belajar. Belajar sebagai suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad : 2003 :1). Proses belajar tidak pernah terlepas dari pengajaran atau pembelajaran. Pengajaran dan pembelajaran merupakan dua proses interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar. Akan tetapi, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara pengajaran dan pembelajaran. Perbedaan ini lah yang akan menjadi landasan mana yang akan dipilih oleh guru pada abad ini, boleh jadi guru memilih pengajaran atau pembelajaran. Sebelum memilih pengajaran atau pembelajaran maka terlebih dahulu guru harus mengetahui pengertian pengajaran, pengertian pembelajaran, persamaan dan perbedaan pengajaran dan pembelajaran. Makalah ini akan mengupas mengenai pengertian-pengertian tersebut beserta persamaan dan perbedaannya. Dengan mengetahui pengertian pengajaran dan pembelajaran beserta kesamaan dan perbedaannya diharapkan guru dapat memutuskan yang mana yang akan guru terapkan dalam proses belajar. Sehingga, kegiatan belajar yang dilakukan menjadi kondusif dan berjalan sesuai dengan harapan.

Pengertian Pengajaran
Pengajaran adalah aktivitas yang memiliki tujuan dimana guru berbagi informasi dengan siswa untuk memungkinkan mereka menyelesaikan suatu tugas yang tidak dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri. Pengajaran merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai unsur termasuk kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa serta pengaruh motivasi, lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua terhadap siswa (Bahari & Juliliyana : 2007). Menurut Sudjana (2006) pengajaran merupakan salah salah satu aspek dari pendidikan, yaitu aspek pengetahuan (kognitif). Dari pengertian-pengertian di atas maka pengajaran adalah terjadinya suatu interaksi belajar mengajar antara komponen-komponen pengajaran khususnya antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan antara guru dan siswa dengan komponen-komponen pengajaran lainnya. Ukuran keberhasilan pengajaran adalah tercapainya komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa. Indikator keberhasilan pengajaran lainnya adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa serta tertanamnya dalam diri siswa tentang kebutuhan dan manfaat akan belajar (Tafsir : 2011).

Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekseternal yang berperan terhadap kejadian-kejadian internal yang berlaku dalam diri peserta didik ( Winkel : 1991). Menurut Dimyati dan Mudijiono (1999) pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dari pengertian-pengertian tersebut maka disimpulkan pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara mencapai tujuan yang berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran (Sutikno : 2013). Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sistem pembelajaran mencakup tiga aspek menurut Lindgren (1976) dalam Sutikno (2013):
1.      Siswa: siswa merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa siswa tidak akan ada proses belajar.
2.      Proses belajar: proses belajar adalah apa saja yang dilakukan siswa selama mereka belajar.
3.      Situasi belajar: lingkungan tempat terjadinya proses belajar dan semua faktor yang mempengaruhi seperti pendidik, kelas, dan interaksi di dalamnya.
dalam proses pembelajaran, kedudukan guru sudah tidak lagi sebagai penguasa tunggal tetapi dianggap sebagai manager of learning yang senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa. Peran guru telah berubah yaitu:
-          Dari  penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi dan sumber segala jawaban, menjadi fasilitator pembelajara, pelatih, kolaborator, dan mitra belajar.
-          Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif tanggung jawab kepada setiap siswa dalam pembelajaran.
Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan juga, yaitu:
-          Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran.
-          Dari yang mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahun.
-          Dari pembelajaran sebagai aktifitas individual menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain
Tujuan Pembelajaran pada dasarnya kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Menurut Sudjana & Suwaria (1991) dalam Rezki (2015) kemampuan tersebut mencakup aspek pengerahuan (kognitif), sikap (efektif) dan keterampilan (psikomotor).