21 April diperingati
sebagai hari Kartini. Berbagai instansi-instansi memperingatinya dengan
berbagai cara. Mulai dengan mengadakan lomba seperti peragaan kebaya, masak
sampai dengan mewajibkan siswa sekolah dengan memakai kebaya pada hari itu.
Akan tetapi apakah setiap siswa tahu maksud dari ritual ini? Jawabannya belum
tentu iya, siswa hanya tahu ini adalah peringatan hari Kartini, pahlawan
Indonesia yang mereka pelajari di buku sejarah mereka. Sangat di sayangkan,
mereka umumnya hanya mengenal nama Kartini tapi tidak mengerti gagasan dan
perjuangannya. Hal ini berarti Kartini hanya menjadi simbol belaka. Tak heran jika fotonya terpajang di
dinding-dinding sekolah, hari lahirnya pun di peringati dan beragam aktivitas
lainnya. Tetapi apakah Kartini hanya menjadi simbol tanpa makna?
Jangan
Terjebak pada Perayaan Tanpa Makna
Merayakan atau
memperingati hari Kartini pastinya boleh saja, akan tetapi kita harusnya
terlebih dahulu tahu makna sebenarnya dari hari Kartini itu. Apakah dengan
merayakan kita sudah mengerti dan memahami pesan atau keinginan dari Kartini
itu sendiri ataukah kita hanya melakukan sebuah perayaan yang sebenarnya tidak
memiliki makna apa pun. Hanya karena sudah menjadi suatu kebiasaan sehingga
budaya atau tradisi ini terus dilakukan dan sulit dihilangkan dari masyarakat.