Senin, 23 April 2012

Saat Kartini Hanya Menjadi Simbol


21 April diperingati sebagai hari Kartini. Berbagai instansi-instansi memperingatinya dengan berbagai cara. Mulai dengan mengadakan lomba seperti peragaan kebaya, masak sampai dengan mewajibkan siswa sekolah dengan memakai kebaya pada hari itu. Akan tetapi apakah setiap siswa tahu maksud dari ritual ini? Jawabannya belum tentu iya, siswa hanya tahu ini adalah peringatan hari Kartini, pahlawan Indonesia yang mereka pelajari di buku sejarah mereka. Sangat di sayangkan, mereka umumnya hanya mengenal nama Kartini tapi tidak mengerti gagasan dan perjuangannya. Hal ini berarti Kartini hanya menjadi simbol belaka.  Tak heran jika fotonya terpajang di dinding-dinding sekolah, hari lahirnya pun di peringati dan beragam aktivitas lainnya. Tetapi apakah Kartini hanya menjadi simbol tanpa makna?
Jangan Terjebak pada Perayaan Tanpa Makna
Merayakan atau memperingati hari Kartini pastinya boleh saja, akan tetapi kita harusnya terlebih dahulu tahu makna sebenarnya dari hari Kartini itu. Apakah dengan merayakan kita sudah mengerti dan memahami pesan atau keinginan dari Kartini itu sendiri ataukah kita hanya melakukan sebuah perayaan yang sebenarnya tidak memiliki makna apa pun. Hanya karena sudah menjadi suatu kebiasaan sehingga budaya atau tradisi ini terus dilakukan dan sulit dihilangkan dari masyarakat.